Kumpulan Drama Yang Sering Dialami Siswa Dan Para Orang Tua Saat Sekolah Online
Antara bikin nangis dan bikin ngakak, ini lho kumpulan drama yang sering dialami siswa, para orang tua bahkan hingga para pengajar saat sekolah online!
Joolid.com – Bagi sebagian orang, sekolah online mungkin dianggap lebih praktis karena para siswa dan pengajar tidak perlu datang ke sekolah untuk melakukan program belajar mengajar. Namun sebagian orang lainnya justru menganggap bahwa sekolah online menjadi kegiatan yang membebankan siswa dan para orang tuanya.
Ini terkait fakta bahwa belum semua lapisan masyarakat Indonesia memiliki fasilitas memadai seperti smartphone maupun laptop/PC untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara virtual tersebut.
Nggak heran jika diselenggarakannya kegiatan belajar mengajar secara online ini memunculkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Bahkan ada banyak drama yang terjadi pada para siswa, para orang tua bahkan para pengajar pun tak luput dari yang namanya drama selama kegiatan belajar secara virtual ini dilakukan.
Mungkin pernah kalian alami sendiri, berikut kumpulan drama yang sering dialami siswa dan para orang tua saat sekolah online!
1. Drama ketika nggak punya fasilitas untuk belajar online
Drama satu ini merupakan drama sekolah online yang mungkin dialami oleh sebagian siswa di Indonesia, terutama siswa yang berasal dari lower class. Saat harus mengikuti sekolah online, para siswa tentu merasa kebingungan karena mereka tidak memiliki fasilitas seperti smartphone maupun laptop/PC untuk mengikuti pelajaran.
Tak hanya mereka, para orang tua juga lebih pusing mencari cara agar anak-anak mereka tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar ditengah keterbatasan mereka. Alhasil, terpaksa mereka menumpang di rumah tetangga ataupun rumah teman yang memiliki fasilitas memadai agar dapat mengikuti pelajaran.
2. Drama yang terjadi ketika terus menerus menumpang sekolah online di tetangga
Terus menerus menumpang dan meminjam fasilitas punya tetangga atau punya teman untuk mengikuti kegiatan sekolah online juga tak luput dari drama. Awalnya mungkin nggak ada masalah, namun lama kelamaan, mulailah terlihat rasa keberatan tetangga ataupun dari orang tua teman ketika kita meminjam fasilitas smartphone maupun laptop/PC mereka, terlebih kita menggunakan kuota internet miliknya. Rasa nggak enak pasti muncul. Disatu sisi kita butuh, disisi lain kita merasa nggak enak dan malu karena terus membebani orang lain.
Membayar biaya sewa smartphone hingga membelikan kuota internet biasanya menjadi pilihan para orang tua agar anak-anak mereka bisa tetap sekolah online meskipun menumpang di rumah tetangga. Disaat itu, mereka juga berusaha mencari uang untuk membelikan putra-putri mereka samartphone.
3. Drama ketika kuota internet tiba-tiba habis
Drama satu ini sering terjadi pada anak-anak yang dirumahnya tidak memasang WiFi sehingga kegiatan sekolah online kerap kali terganggu dengan masalah kuota internet yang tiba-tiba habis. Mulai dari kegiatan Zoom yang terputus, tidak bisa menerima atau mengirim tugas higga tidak mengetahui pengumuman dari guru karena semuanya terganggu karena masalah kuota internet yang habis sedangkan uang untuk membeli paket internet tidak ada. Kalau sudah begini, biasanya suka jadi pikiran dan beban. Namun belakangan, pemerintah sudah memberikan solusi dengan pemberian bantuan kuota internet secara gratis untuk para siswa, guru hingga dosen.
4. Susah jaringan
Selain masalah kuota internet yang kadang habis, jaringan yang buruk juga menjadi salah satu penyebab kenapa banyak terjadi drama ketika mengikuti pelajaran secara online. Seperti yang kita tahu, saat mengikuti sekolah online, nggak jarang para siswa harus melakukan pertemuan secara vitual dengan para pengajar mereka melalui Zoom atau Google Meet. Sayangnya akibat jaringan yang buruk, banyak siswa yang tidak bisa mengikuti pertemuan tersebut. Bahkan untuk menerima dan mengirim tugas saja tidak bisa karena gangguan teknis tersebut.
Disaat inilah biasanya para orang tua ikut merasa kebingungan dan sibuk mencari tempat yang bagus dengan sinyal yang kuat agar anak-anak mereka dapat mengikuti sekolah online dengan lancar.
5. Tugasnya makin numpuk
Bukannya makin santai, namun sekolah online justru membuat para siswa semakin sibuk dengan setumpuk tugas harian yang diberikan oleh guru mereka dan harus dikumpulkan sesuai deadline yang ditentukan. Biasanya tugas-tugas atau PR ini harus dikumpulkan di akhir pekan dan nantinya para siswa akan mendapat tugas lagi untuk minggu berikutnya.
Bagi sebagian siswa mungkin tugas-tugas ini bukanlah masalah besar, namun ada saja siswa yang menjadi malas mengerjakannya dan tak jarang membuat orang tua yang turun tangan untuk membantunya bahkan membuatkan tugasnya hingga selesai. Banyak juga siswa yang sampai menangis karena malas mengerjakan tugas namun dipaksa untuk mengerjakan PR-PR dari sekolah.
6. Tugas video kadang membuat anak menangis dan orang tua merasa gregetan
Siapa nih yang sering membantu anak atau adiknya untuk membuat tugas berupa video? Meski hanya bertugas untuk merekamnya saja menggunakan ponsel namun kita sering dibuat greget dengan mereka. Pasalnya perlu berkali-kali rekaman agar mereka bisa lancar berbicara di depan kamera. Baik itu rekaman saat membuat video perkenalan diri, rekaman video saat menghafal pancasila dan lain sebagainya.
Karena tidak hafal-hafal, bahkan anggota keluarga yang lain sampai menyiapkan kertas contekan di belakang kamera agar si anak bisa membacanya. Namun tak jarang setelah diberikan kertas contekanpun mereka tetap tidak bisa melakukannya dengan baik. Hal itu kadang memancing emosi orang-orang yang membantunya merekan video. Gak jarang mereka juga menangis dan tidak ingin membuat tugas video tersebut.
7. Anak-anak sering menunda mengerjakan tugas
Karena tugas yang gak harus dikumpulkan sekarang, banyak siswa yang menjadi suka menunda-nunda mengerjakan tugas karena lebih asik bermain. Alhasil tugasnya menumpuk di H-1 pengumpulan tugas. Di saat itulah baru para siswa ini merasa panik dan buru-buru mengerjakan tugas mereka bahkan sambil menangis.
Disanalah kadang orang tua merasa marah namun juga tidak tega hingga terpaksa turun tangan untuk mengerjakan tugas sang anak agar dapat cepat dikumpulkan, daripada sang anak tidak mendapatkan nilai.
8. Penampilan yang kadang kacau saat mengikuti pelajaran melalui Zoom atau Google Meet
Karena belajar dari rumah, banyak siswa terutama anak SMA atau kuliahan yang menjadi lebih santai dalam mengikuti pelajaran melalui Zoom ataupun Google Meet. Pasalnya mereka bisa mematikan kamera agar guru/dosen dan teman-temannya tidak mengetahui apa yang dia lakukan. Ada yang mengikuti pelajaran sambil makan, sambil tiduran, sambil menata rambut, bahkan ada juga yang sambil maskeran.
Namun drama kerap terjadi ketika tiba-tiba para pengajar menyuruh semua anak didiknya untuk menyalakan kamera. Alhasil para siswa yang melakukan berbagai kegiatan absurd tersebut menjadi panik dan kelabakan sendiri. Ayo ngaku, siapa nih yang pernah mengalaminya?
9. Lupa “mute” microphone
Selain kamera yang bisa dimatikan, microphone juga bisa dimatikan jika tidak ada yang ingin kita tanyakan atau diskusikan dengan guru/dosen. Sayangnya sering kali microphone ini lupa di “mute” sehingga percakapan kita dan suara-suara yang ada di sekitar kita bisa didengar oleh guru ataupun teman-teman kamu yang ada di kelas online tersebut.
Karena hal ini gak sedikit siswa yang ditertawakan hingga dimarahi karena kedapatan sedang membicarakan sang guru atau mengaku bosan dan malas mengikuti pelajaran online.
10. Salah masuk ruang kelas di Google Meet
Drama siswa yang kerap kali terjadi ketika belajar online adalah ketika siswa salah masuk ruang kelas di Google Meet. Entah mendapat link darimana, namun hal-hal seperti ini kerap terjadi khususnya pada anak kuliahan. Selain memalukan bagi siswa yang salah masuk kelas online, hal ini juga membingungkan peserta dan pengajar yang ada di ruang kelas online tersebut.
11. Anak-anak marah dan malah menangis ketika di suruh membuat tugas
Megikuti pelajaran ketika di sekolah dan di rumah memang beda. Ketika di sekolah para siswa biasanya akan menurut jika sang guru menyuruh mereka mengerjakan tugas disaat itu juga. Namun ketika di rumah, harus terjadi drama antara si anak dan orang tua dulu agar si anak mau mengerjakan tugas sekolahnya. Karena hal ini nggak jarang anak dan orang tua terlibat dalam pertengkaran, orang tua kesal dan anak menangis.
13. Ketika nama dan foto profil WhatsApp siswa membingungkan para guru
Aplikasi WhatsApp biasanya digunakan kebanyakan pengajar untuk memberikan materi, memberikan tugas kepada murid-muridnya hingga menerima hasil yang sudah dikerjakan dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa sang anak didik sudah mengerjakan tugasnya sebelum nanti dikumpulkan di sekolah pada akhir pekan.
Sayangnya banyak guru yang merasa kebingungan karena anak didik mereka tidak menggunakan nama dan foto mereka sendiri pada profil WA mereka. Ada yang menggunakan nama alay bahkan menggunakan foto artis idola mereka. Dan hal ini kerap membingungkan para guru.
14. Tetap izin untuk ke toilet padahal di rumah sendiri
Awal-awal mengikuti sekolah ataupun perkuliahan online, para siswa tentu masih disiplin. Bahkan saat pertemuan secara virtual, banyak siswa yang meminta izin pada guru mereka untuk pergi ke toilet padahal mereka ada di rumah sendiri.
15. Bayar SPP lewat WA
Ada juga drama kocak yang melibatkan antara orang tuas siswa dan guru mereka. Merasa anak mereka hanya diberikan materi pelajaran lewat WA, tugas sekolah juga lewat WA, bahkan belajarnya di rumah sendiri dan menggunakan fasilitas pribadi serta yang mengajarkan adalah orang tua sendiri. Banyak orang tua yang ingin membayar SPP lewat WA juga. Caranya dengan mengirim foto sejumlah uang kepada guru sekolah sang anak. Wah ada-ada saja ya?
16. Guru yang lupa mengubah setelan admin grup
Drama yang sering kali terjadi ketika belajar online adalah ketika para siswa tidak bisa mengumpulkan tugas mereka melalui WA. Jangankan mengumpulkan tugas, mengirim pesan chat ke pada guru mereka saja tidak bisa. Ini karena sang guru terkadang lupa mengubah setelan admin grup.
Karena hal ini, terkadang guru suka memarahi siswa di WA karena tidak menjawab apa yang ia tanyakan. Padahal, jangankan untuk menjawab, mengirim pesan saja tidak bisa lantaran setingan admin grup yang lupa di ubah oleh guru itu sendiri.
Nah itu dia kumpulan drama siswa yang sering dialami siswa, orang tua hingga para guru saat sekolah online. Bagaimana menurut kalian guys? Apakah kalian pernah mengalaminya?